Arti, Asal Usul Logo, Warna, dan Pencetus Dewadaru

logo-1

Logo Dewadaru pada saat pertama kali diperkenalkan (Era Kayu Luncur dan Hujan Rimba 1987-1989). hanya berbentuk Bulat saja. Walapun tidak sesimetris ini. Tiga undakan awal tadinya lebih runcing, serta pohon Dewadaru agak seperti obor. Tulisan Dewadarunya pun belum dicantumkan.

KAMUS DEWADARU | Di dalam kehidupan ber-organisasi di Dewadaru, kita kadang secara tidak sadar sering menggunakan atau mengucapkan Kata-kata atau Istilah yang bagi kita sangat familiar, tetapi tidak bagi orang awam diluar Dewadaru. Sebagian anggota mungkin sudah mengerti, tapi ada juga sebagian anggota Dewadaru karena adanya perbedaan generasi dimana mereka lahir hanya mengerti sepintas tanpa mengetahui lebih dalam lagi maknanya, atau hanya sekedar ikutan saja. Ada beberapa kata dan Istilah yang memiliki kesamaan seperti pada pengertian umumnya. Hal ini memang diambil dari istilah populer yang ada kebetulan tepat guna bagi keperluan tertentu di Dewadaru. Tetapi ada juga yang memang benar-benar orisinil dimunculkan oleh Dewadaru.

————Tulisan ini mudah-mudahan mengingatkan kembali kepada kita semua anggota Dewadaru akan kosakata yang sering kita ucapkan, Istilah yang sering kita gunakan, semuanya sebenarnya memilki arti dan makna tertentu, bisa jadi merupakan bagian dari lintasan sejarah yang menyertainya termasuk latar belakang sejarah tercetusnya itu tadi . Kamus dan Daftar Istilah ini disusun tidak berdasarkan Alphabetical Order, masih tersusun secara random (acak) sampai suatu saat kita bisa susun dengan rapih. Untuk lebih menelusuri pengertian lebih lanjut dari daftar dan istilah yang dimaksud, disertakan juga Catatan Tambahannya (bila memang dirasakan perlu).

————Secara berkala akan diterbitkan bersamaan dengan perbaikan bila ada saran tambahan, inputan, dan bila terjadi salah penafsiran dari Kata dan Istilah yang dimaksud. Mudah-mudahan bermanfaat serta membangkitkan kenangan dan spirit untuk kembali membangun Dewadaru. Bagi orang diluar Dewadaru, dan Simpatisan (Wadya Balad Dewadaru) yang sempat membaca tulisan ini mudah-mudahan jadi lebih mengenal Dewadaru dibanding sebelumnya.

 

1. Dewadaru :

dewandaru-tree

Pohon Dewadaru, Bertahan Hidup lama, Rindang, hingga mencapai ketinggian menyerupai pohon beringin.

———–Kata ini merupakan satu kesatuan dan tidak bisa dipisah. (Jadi penulisannya harus disatukan). Adapun bila ada yang menulis Dewandaru, dengan penambahan huruf “n” ditengah, sebenarnya maksudnya adalah Dewadaru juga. Penulisan ini dikarenakan disesuaikan dengan logat,/lafal pengucapan orang Jawa saja. Hampir tidak banyak literatur yang mengetengahkan Dewadaru secara khusus. Tapi bila merujuk pada pengertian umumnya, Dewadaru lebih sering disebut sebagai nama sebuah pohon. Sekilas memang seperti pohon beringin, walaupun bukan tetapi masih dalam keluarga beringin. Ada 2 nama Latin dari pohon ini : Messua Ferrea L; tumbuhan ini berasal dari India, derivate (Asal) namanya dari bahasa Sansekerta yaitu Naga Kesara, Dari nama latin ini lebih sering dikenal dan dipakai sebagai istilah disalah satu tanaman favorit untuk dikerdilkan (bonsai). Nama Latin lainnya adalah Euginia Uniflora, memiliki family Myrtaceae, di Indonesia dikenal dengan nama Ciremai Gunung, Cereme asam (Melayu), Asem selong, belimbing londo, atau Dewandaru (Jawa).

————Tanaman Eugenia uniflora tersebar luas di negara-negara Amerika Selatan terutama di Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay. Tanaman ini menyebar di Indonesia hingga di daerah Sumatera dan Jawa. Daerah yang dikenal banyak terdapat dan tumbuh subur pohon Dewadaru adalah di kepulauan Karimun Jawa (sebelah Utara pulau Jawa), brazilian-Malahan lapangan terbang disinipun dinamai Dewandaru.  Jenis daun Dewandaru merupakan daun tunggal, dengan warna hijau berbentuk lonjong dengan ujung daun meruncing. Ukuran daun berkisar 5 cm tepi daun rata dan tulang daun menyirip. Ciri bunganya, memiliki bunga tunggal dengan daun pelindung kecil berwarna hijau, mahkota bunga pohon dewandaru berwarna kuning, untuk benang sari dan putiknya berwarna putih.  Pohon Dewandaru memiliki buah buni (bulat) diameter buahnya sekitar 1,5 cm, dengan warna merah. Berbiji kecil, keras dengan warna cokelat. Bisa dimakan lho, rasanya manis kesat. Beragam cerita serta keunikan pohon Dewadaru yang disakralkan dibeberapa tempat serta berbagai macam penyakit bisa disembuhkan oleh daun, akar, kulit sampai buahnya.


Asal Usul Nama dan Pencetusnya

————Berdasarkan penelusuran penulis, serta dari sumber yang dapat dipercaya, , pencarian pemilihan nama Dewadaru untuk disarankan dan dipergunakan jadi nama organisasi ini awalnya di cetuskan oleh Ranti Junus dan James Salamena. Termasuk gambar dan logonya. Proses pencariannya ditemukan melalui Buku Pintar (semacam kamus juga). Latar belakangnya karena ada

33

Ranti Junus, Michigan State University (Libraries), USA

keunikan nama serta arti dari kata Dewadaru tersebut yang memiliki makna filosofi yang luhur. Ranti Junus adalah salah satu anggota THC (Taruna Hiking Club) sehingga pada saat itu ia tidak dijadikan Perintis Dewadaru (etika Org.), sedangkan James Salamena lebih memilih jadi simpatisan karena kesibukan pekerjaannya. (Berkat jasanya, suatu saat, semestinya kedua orang ini sudah pantas kita mengangkatnya jadi AK- Anggota Kehormatan). Penamaan ini juga mencoba tidak mengikuti trend pada saat itu, biasanya organisasi kepencinta-alaman cenderung sering menggunakan

james

James Salamena, Sucofindo Bandung

kata : PALA (Pencinta Alam) atau MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) kemudian diikuti nama perguruan tingginya. Hanya cukup Dewadaru lalu diikuti AMIK Bandung, sederhana tapi beda. Sedangkan makna filosofisnya berangkat dari fungsi sebuah pohon itu sendiri yang berarti : Tempat berteduh, dapat mengayomi semua orang yang berada dibawahnya serta diharapkan terwujudnya jalinan persaudaraan yang erat dalam satu kekeluargaan karena dibawah satu atap satu naungan (Pohon) Dewadaru. Prinsip dasar ini masih kita pertahankan hingga kini. Secara prinsipil makna filosofis Dewadaru ini belum di resmikan. Banyak penafsiran dari anggota kadang berbeda-beda, tapi muaranya tetap mengacu pada makna filosofis organisasi di awal pendiriannya. (Mudah-mudahan suatu saat bisa dipatenkan).

 

Mbang

Bambang Cahyadi D-008-PRS

Asal Usul Logo Dewadaru

Menurut Bambang Cahyadi (Khapoor) D-008-PRS, Ide dasar Logo Dewadaru memang satu paket dengan nama yang diusulkan oleh Ranti dan James kemudian bergabung Haryadi (D-007-AK) dan Gago (D-004-AK) ikut serta dalam pembahasan logo tersebut. Setelah dirembukkan oleh ke sepuluh para Perintis akhirnya Logo tersebut disetujui untuk dijadikan salah satu lambang organisasi. Penyempurnaan Logo selanjutnya di lakukan oleh Dharmawan (D-006-PRS) , sehingga terbentuklah logo yang kita kenal selama ini. Pada saat pertama kali dikenalkannya, Logo sebenarnya hanya berbentuk Bulat. Ini bisa kita ketemukan dibeberapa kop surat, cap stempel dan atribut-atribut kegiatan sebelum lahirnya era angkatan Purnama Belantara. Beberapa unsur yang terdapat didalam logo tersebut meliputi : terdapat unsur Pohon, Gunung, Langit, Bumi /Lautan (Sebagai tempat berpijak) dan aliran sungai. Dewadaru dilambangkan oleh pohon itu sendiri, dengan warna hijau sebagai symbol peneduh. Undakan menggambarkan gunung, tiga garis undakan adalah mencerminkan Tiga Kode Etik Pencinta Alam yang harus selalu di junjung tinggi setiap organisasi kala itu, sedang warna garis putih yang diapit oleh tiga garis melambangkan air mengalir sebagai perwujudan dari sumber ilmu pengetahuan.

logo2

Bambang iseng, menambahkan belah ketupat diluar bulatan itu, biar tambah bagus aja. katanya ..

_________Belakangan Bambang Cahyadi (Khapoor) menambahkan garis belah ketupat diluar bulatan logo lama Dewadaru. Saya masih teringat ketika dahulu saya tanyakan dasar dari penambahan belah ketupat tersebut (khapoor dahulu memang aktif di kesekretariatan dan Logistik Dewadaru), Alasannya hanya supaya tambah bagus aja, katanya. Tapi kemudian saya cari pendekatan artinya dan disepakati bahwa penambahan belah ketupat itu sebagai perlambang dari empat penjuru mata angin, tempat bermainnya Dewadaru (Bambang, aman dan setuju..!). Saya sendiri gatel masih kurang puas, kemudian  ingin merapihkannya. Awalnya dengan manual menggunakan alat gambar biasa kemudian biar punya softcopy, belakangan digunakan software Coreldraw untuk lebih menyempurnakan lagi  detail, komposisi dan keseimbangan, antara undakan, pohon Dewadarunya diperjelas agar tidak saru dengan gambar obor, serta ketebalan tiga garis yang membelah dalam lingkaran tersebut sehingga terlihat lebih enak dilihat, center/terpusat dan tentunya lebih gagah dibanding sebelumnya.

logo3

Akhirnya Logogram (Symbol) Dewadaru seperti inilah yang bisa kita lihat sampai sekarang. Adapun kesan bevel di tengahnya, hanya sentuhan artistik agar terlihat menarik dan Profesional.

Kemudian sebagai penegas/statement organisasi, diluar bulatan tersebut saya tambahkan juga tulisan : “ Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, AMIK Bandung”, termasuk penambahan tulisan Dewadaru melingkar di bawah tiga garisnya, tak lupa termasuk jenis huruf standarnya. Alhamdulillah disetujui, dan logo itu bisa kita lihat sampai sekarang.

DSC_0043

Logo Dewadaru yang digambar tahun 1992 itu, kini masih terpampang dengan baik sebagai penegas dan ciri Basecamp Dewadaru.

Untuk lebih mengenalkan kepada civitas akademik, sosialisasi awalnya sengaja di dinding Basecamp Dewadaru (sebelah kanan) pada waktu itu saya gambar logo tersebut dengan ukuran besar, dan masih berbekas hingga kini. Logo ini masih kita pakai hingga hari ini. Adapun perubahan nama AMIK Bandung menjadi STMIK AMIK Bandung dikarenakan penyesuaian dari berubahnya nama kampus kita kemarin.(Logo juga secara prinsip belum dibakukan dalam Surat Keputusan maupun Juklak dan Juknisnya, ini juga Pekerjaan Rumah kita bersama). Ada satu logo lagi yang kita miliki yaitu Logotype (Logo Huruf) Dewadaru. saya juga meng-oprek Logotype ini bukan dari font yang umum, biar tidak gampang ditiru agar mudah dikenali dan bisa kita pergunakan sebagai identitas lain selain logo symbol diatas tadi. untuk logo yang satu ini nanti akan saya bahas di Kamus Dewadaru berikutnya.

dewa

Logotype memiliki fungsi yang sama dengan logogram, namun visual logotype lebih pada bentuk huruf atau typograpi saja. Misalkan nama perusahaan anda adalah “ABCD” maka bentuk logo yang digunakan adalah tulisan “ABCD” dengan variasi visual. ini adalah Logotype Dewadaru kita. Sebagian sudah tahu sebagian lagi barangkali belum mengetahuinya.

 

 Asal Usul Warna Dewadaru

————Dewadaru memang identik dengan warna KUNING, lebih tepatnya Kuning tua, terkadang ada yang menyebutnya kuning emas, atau kuning nangka. Koneng buruk (Bahasa sunda, bisa juga .. sih-pen). Dalam rumusan pengkodean warna Cyan Magenta Yellow Key, yang merupakan proses pencampuran pigmen yang lazim digunakan dipercetakan atau sering disingkat sebagai CMYK . Tinta process cyan, process magenta, process yellow, process black dicampurkan dengan komposisi tertentu dan akurat sehingga menghasilkan warna tepat seperti yang diinginkan. Bahkan bila suatu saat diperlukan, warna ini dengan mudah bisa dibentuk kembali . Untuk Warna kuning Dewadaru sendiri, saya bersama Siradjudin Sirait (D-053-LH) pernah bereksperimen mencari komposisi yang tepat, baik melalui pencampuran di Komputer maupun di lapangan. Hasilnya, komposisi yang hampir mendekati kuning yang kita inginkan prosentasenya adalah : Cyan=20%, Magenta =20%, Yellow =100% dan Black=0%. Mudah-mudahan ini dapat dijadikan patokan awal, bagi rekan-rekan yang masih bingung se-kuning apa? warna Dewadaru itu.

Bhayo Pemb Diksar PB

Warna Kuning Dewadaru, emang gagah sih .. (Pembukaan Pendidikan dan Latihan Dasar III, Purnama Belantara /PB -1990)

Yang menjadi pertanyaan kita adalah kenapa justru warna kuning itu yang akhirnya dipilih oleh para perintis kita dari sekian banyak warna yang ada ?. Dari beberapa penelusuran catatan dan obrolan dengan para perintis ; Kang Didik Junaedi (D-001-PRS) , Kang Aswin Prayogi (D-002-PRS) serta Kang Aditya Kusuma (D-003-PRS) serta di perjelas oleh Bambang Khapoor (D-008-PRS), bahwa pemilihan warna kuning tersebut terkait dan semua berawal dari beberapa momentum kejadian yang terjadi dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar Angkatan BL/Batu Luncur-1986) Mapenta Unisba dahulu. Lebih lanjut Bambang bercerita bahwa : ” Selama Diksar, kami sering/hampir celaka disetiap etape & ujian mental, terharu. Sararedih tapi support dari rekan-rekan membuat kami semangat & menjadikan suasana ceria/atoh di etape akhir .. ”.

————Untuk menggambarkan suasana tersebut itulah ke-10 perintis pada saat itu memilih karakter warna kuning dianggap lebih pas. Penggambaran rasa dukanya sendiri, akhirnya disetujui warna hitam ditambahkan diantara dominasi warna kuning. … Dibalik keceriaan, kita hendaknya selalu waspada bahwa selalu ada duka mengintai kita..!, Begitu ucap Bambang selanjutnya. Dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa warna dominan yang kita miliki saat ini tidak hanya kuning, tapi selalu disertakan juga warna hitam, sebagai penyeimbangnya. Lebih jauh lagi pemilihan warna kuning secara psikologi akan meningkatkan konsentrasi, Dan mungkin itu sebab mengapa kuning digunakan untuk tanda hati-hati pada marka jalan. Kuning terkait juga dengan kebahagiaan dan energy. Yang terakhir, ada beberapa percobaan yang kita lakukan dilapangan, ternyata warna kuning Dewadaru masih bisa terlihat jelas dalam radius 1 Kilometer lebih. Ini berbeda dengan warna-warna lainnya. (Bhayo SemerOe D-012-KL /19 September 2009)

 

About Yoyo Suryo Sugiharto

Luhur ilmu lain keur adigung, sugih pangarti lain keur dengki. Keur bakti diri milampah ridho Illahi. Lihat semua pos milik Yoyo Suryo Sugiharto

Tinggalkan komentar