Tag Archives: AK

Menakar dan Memilih Anggota Kehormatan (AK) Dewadaru

Ketua DP III Dewadaru Benyamin Lukman (D-021-KL), ketika menyematkan Syal D-005-AK, kepada Dir. Amik Bandung Bpk. Syafei Djamil. Penutupan Diklatsar III (1990)

Dikegiatan penutupan Diklatsar XIII Dewadaru 2011 kemarin atas dasar usulan anggota serta mempertimbangkan banyak hal, Dewadaru memutuskan Mas Bambang Eko Putranto (BEP), Kang Rudi Kurniawan serta Bung James Salamena disetujui diangkat menjadi Anggota Kehormatan (AK).  Tapi sampai dengan detik-detik terakhir Syal itu akan disematkan, tak satupun dari ketiganya hadir. Tak jelas konfirmasinya.  Ini jadi bahan perenungan , salah orangkah?, Atau kalau begitu harus siapakah kandidat AK tahun ini ?.

Yappi3

Yappi Eka Prasetya (D-003-AK)

__________Sudah menjadi tradisi di Dewadaru disetiap kegiatan Diklatsar, Biasanya pada bagian akhir setelah dilakukan penyematan Syal para siswa yang telah berganti menjadi  Dewadaru Muda,  terselip sebuah seremonial yang juga tak kalah pentingnya. Walau tak jelas tercantum dalam AD/ART kita tempat dan dimana lokasi yang semestinya. Tapi tersirat jelas bahwa Anggota Kehormatan (AK) adalah salah satu dari 3 (Tiga) pilar sumber daya organisasi dari karakterisitik keanggotaan yang kita miliki, yaitu Anggota Biasa (AB), Anggota Muda Dewadaru (AMD) dan Anggota Kehormatan (AK) itu sendiri. Khusus AK secara rutin organisasi memilih dan mengangkatnya (walau tidak berturut-turut) diresmikannya selalu bertepatan dengan kegiatan Diklatsar. Didahului rapat-rapat pemilihan kandidat beberapa hari sebelumnya, prosesi pemilihan, peresmian dan penyematan syal sekaligus pemberian nomor pokoknya. Malahan ada klausul pasti di aturan kita bahwa Direktur Kampus kita, siapapun itu, mestinya secara otomatis haruslahdiangkat menjadi AK Dewadaru.

img129

Ganis Hargono (D-004-AK)

__________Kenapa mesti ada AK, seberapa pentingkah AK, kenapa diangkat dan diterima tanpa melalui proses Diklastar, barangkali perdebatannya sudah selesai dahulu ketika AD/ART itu dirumuskan. Setidaknya para perintis kita juga melihat kelaziman organisasi sejenis kita diluar. Paling tidak hampir semua organisasi yang berbasis masa, sosial kemasyarakatan, atau juga kolektifitas minat sejenis semua menyelipkannya walau dengan bahasa dan penyebutan yang berbeda. AK tentu menjadi penting baik secara positioning, strategis Organisasi, politis maupun simbol-simbol yang ingin dicapai. Sekedar menduga-duga, malahan ada sebagian organisasi memanfaatkannya jadi shortcut, AK jadi perburuan untuk mendapatkan pengaruh dengan memanfaatkan “Nama Besar” organisasinya. Bisa jadi juga  keberadaannya dimaksimalkan sebagai jalan pintas untuk mendapatkan kemudahan dan keinginan yang akan dicapainya, memuluskan kegiatannya sekaligus sokongan dananya. Tapi tidak sedikit juga pengangkatannya elegan, sebuah bentuk apresiasi tertentu atas loyalitas serta darma bhaktinya dalam kurun-kurun waktu tertentu membangun dan membesarkan organisasi.  Hal ini tentu sah-sah saja dan tentu bukan merupakan kriminal, sepanjang etika berorganisasi tetap dilaksanakan. Jadi AK yang ada dan telah menjadi bagian keanggotaan di Dewadaru ini, tentulah tidak akan jauh berbeda datang dari niatan para perintis dahulu. Sebagian telah dilaksanakan selebihnya jadi pekerjaan rumah yang terus diupayakan. Strategis maupun politis. Harus !

James

James Salamena, yang pertama kali mengusulkan dan memberi nama “Dewadaru”.

__________Memang ada yang  belum dijabarkan secara teknis di dalam aturan main kita. Terutama persoalan kriteria dan syarat-syarat yang menyertainya.  AD/ART belum mengatur hal tersebut dipenjelasan pasal demi pasalnya apalagi menjabarkan secara rinci tugas dan fungsi AK serta kewenangan didalam organisasi. Bahkan secara spesifik organisasi Dewadaru belum memiliki konsep yang jelas (nyaris tidak ada) bagaimana memberdayakan mereka dalam program-program tetap yang berkelanjutan. Yang terlihat malah organisasi sepertinya (maaf) terkesan menjadikan mereka lumbung dana saja, dibutuhkan pada saat yang diperlukan. Sisi lain AK sendiri kurang berinisiatif (belum) melibatkan diri dalam kegiatan apalagi menjadi leader. Padahal aksi-aksi ini terkadang bikin rindu juga kita-kita untuk bersilaturahmi dengan para AK . Sehingga wajar bila persoalan kriteria serta optimalisasi  program kedepannya tak tertata dengan baik, belum dirinci dalam sebuah petunjuk dan pelaksanaan misalnya. Walhasil, proses pemilihan kandidat nominasi AK  hanya berkutat pada : siapa? Tidak dilanjutkan : Untuk apa nantinya?. Maka wajar  ketika diawal  proses penjaringannya muncul kesan yang terjadi  ada penafsiran yang berbeda, kriterianya jadi liar, tak jarang Subjektifitas sangat menonjol dibanding objektifitasnya.

ook

Haryadi Suhairy (D-007-AK)

__________Dewadaru sampai dengan saat ini (2014) telah memiliki AK sebanyak 10 (Sepuluh) orang. 2 (Dua) diantaranya telah mendahului kita. Dari komposisi AK yang kita miliki baru 4 (Empat) orang yang betul-betul mewakili dari lembaga kampus ini, Satu sisanya juga tidak di Kampus. Bapak Albert Suyitno dan Bapak Hariadi di era keduanya sudah sangat tidak diragukan lagi, “duet maut” bapak Dewadaru ini dahulu bahu membahu selalu membantu kita baik support, pertolongan maupun “jewerannya”. Begitu juga dengan Bpk. Syafei Djamil di era berikutnya tak kalah tegasnya (Karena waktu itu masih perwira aktif), sehingga ketiganya walau otomatis jadi AK (Mantan Direktur AMIK) tidak terkesan simbolis,  tapi beliau-beliau turun aktif kedalam organisasi. Figur inilah yang saat ini kita rindukan dari seorang AK perwakilan Lembaga kampus yang saat ini lowong. “Si anak bengal” itu kadang rindu juga belaian kasih sayang “orang tuanya”._

33

Ranti Junus, Bersama Kang James lah yang pertama kali mengusulkan dan memberi nama “Dewadaru”.

_________Dari 5 (Lima) AK yang tersisa : Yappi Eka Prasetya, Ganis Hargono , Nendy Wildany Noor, Hariadi Suhairy dan Taufik Nugraha, Hanya Mas Taufik yang betul-betul datang/perwakilan non akademik. Mas Taufik berangkat dari Simpatisan pertemanan yang tentu karena atensi dan bantuannya dari awal secara kontinyu tidak diragukan,  beliau yang juga pengusaha, karena berlatar belakang berpendidikan bussiness management dalam sesi-sesi formal maupun informal selalu bertransfer ilmu mengenai strategi dan praktisi dibidang tersebut. Tak jarang banyak dari anggota Dewadaru direkrutnya menjadi mitra dalam bisnisnya.

__________Sebenarnya 4 (empat) nama-nama diawal, lebih tepatnya sih disebut Perintis Dewadaru juga, karena satu dan lain hal dahulu “kurang beruntung” tidak memiliki waktu untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan dasar di Mapenta Unisba bersama ke-10 Angkatan Perintis kita. Salah satunya adalah James Salamena, kandidat AK tahun kemarin (Di Diklatsar XIII) yang tidak bisa hadir. Tidak banyak yang tahu bahwa Kang James inilah bersama-sama dengan Teh Ranti Junus yang pertama kali mengusulkan dan memberi nama “Dewadaru” sekaligus logo/symbolnya yang sampai dengan saat ini kita jadikan nama organisasi da n bisa kita lihat dengan gagahnya. Mereka

nendi

Nendi Wildany Noor (D-006-AK)

semuanya mengambil peran penting di posisi dan keberadaannya dahulu diorganisasi civitas academic masing-masing, masih dilingkungan AMIK  (dahulu) ketika menyiapkan kelahiran jabang bayi Dewadaru. Walau masih banyak nama lainnya yang sedang kami teliti hingga saat ini._

_________Mengambil contoh organisasi besar seperti Wanadri atau Mapala UI, mereka tak segan-segan selalu bersaing mencomot Menteri, Pangab, Walikota bahkan Gubernur,  malahan terakhir Wakil Presiden tak tanggung-tanggung  mereka jadikan juga Anggota Kehormatan. Tentu semua melalui proses panjang  baik relasi maupun jejaring socialita mereka yang memang sudah menggurita. Hebatnya bagi  AK yang bersangkutan keanggotaan itu jadi kebanggaan, sesuatu yang mereka inginkan,bisa jadi.

duet

Drs. Albert Syuyitno (D-001-AK) ketika meresmikan Dewadaru sebagai organisasi PPRPG di lingkungan Civitas Akademik (Cimaung 1986) dan Drs. Hariadi, Msc. (D-002-AK)

Ini jadi sebuah pelajaran menarik bagi kita. Kalu melihat Komposisi AK yang kita miliki dibandingkan dengan itu, Kita mungkin belum sampai setaraf itu, masih banyak yang harus dibenahi di intern organisasi kita, malahan yang terjadi  jangan sampai kebalikannya dari hal tersebut. Ketika seseorang ditawari menjadi AK-Dewadaru, yang muncul adalah persepsi negatif, kengerian dan berprasangka yang tidak-tidak. Baginya AK bukan menjadi sebuah kebanggaan personal. Padahal tidak semua orang memiliki momentum dan kesempatan untuk itu lho!. Yang lebih memilukan lagi perasaan ini jangan-jangan hinggap di AK yang ada saat ini,  Mudah-mudahan ini tidak, dan bukan pula kasus iniyang terjadi pada pengangkatan AK di Diklatsar XIII tahun kemarin.

taufik

Ir. Taufik S Nugraha (D-008-AK)

_________Yang menjadi pertanyaan, Siapakah Calon Kuat D-009-AK, berikutnya, atau nominasi para kandidat AK untuk tahun 2012 ini. Atau adakah AK tahun ini akan ditambah?,  Beredar rumor di setiap pembicaraan pendahuluan ada satu nama kuat yang menjadi kandidat utama. Semua anggota Dewadaru pasti telah mengenal dan akrab dengan bapak yang satu ini. Bahkan bila tidak mengenal dengan bapak yang satu ini agak dipertanyakan Ke-Dewadaruannya, (hehe ..) dan ke-Nyalindungan-nya. Walau secara adminitrasi, Bapak Angkat Dewadaru ini sudah diangkat AK terlebih dahulu oleh “Sang Kakak” Mapenta Unisba. Bapak Khotimun  beliau merupakan sesepuh desa Nyalindung dimana hampir seluruh kegiatan Diklatsar Dewadaru pastinya beliau, direpotkan oleh kita. Terutama yang berkaitan dengan Basecamp singgah sebelum mendaki Burangrang. Seluruh komando terpusat dikediamannya ini.  Persoalannya memang seputar AK-Mapenta itu. Menjadi miris juga kalau penghargaan tersebut terkendala dengan masalah tersebut. Ini perlu kiranya pendalaman lagi atau sekali lagi putuskan saja. Toh lagi-lagi AD/ART tidak mengatur akan hal itu. Tinggal etikanya, konfirmasikan dengan Mapenta Unisba akan niatan ini._

not

Hernoto Adi “Nonot” (D-010-AK)

________Calon lainnya tentu Mas Bambang Eko Putranto (BEP), yang kini menjabat sebagai Direktur Kampus, Kang Rudi Kurniawan sebagai KaBid Kemahasiswaan Kampus  dan Kang James Salamena yang nota bene sudah disetujui forum tahun lalu, menjadi bayang-bayang juga harus diputuskan dan dimasukkan jadi nominator AK tahun ini. Terlepas beliau-beliau setuju atau tidaknya sekaligus dapat menghadiri peresmiannya. Akhirnya Ini jadi tugas Aditya Z Kusuma (D-003-PRS) sebagai ketua Pejabat Sementara (Pjs) Dewan Pengurus Dewadaru kali ini untuk sesegera mungkin membentuk Komite Khusus menangani masalah AK ini, di tengah mepetnya pelaksanaan Diklatsar XIV kali ini.

9

Bpk. Khotimun (D-009-AK) – Hernoto Adi “Nonot” (D-010-AK) yang akhirnya terpilih di Tahun 2013 kemarin (Diklatsar XV Dewadaru)

__________Kini kita tinggal menunggu khabar dari para regulator Dewadaru beserta flour demokrasinya, apakah tahun ini ada AK baru ?. Jikapun tidak , jangan takut walaupun kita tidak sebesar Wanadri, Mapala UI dan lainnya, Anggota Kehormatan yang kita miliki masih gagah-gagah, full power, kredibel dan akan terus jadi kebanggaan kita semuanya. Tinggal bagaimana kita positif memberdayakan mereka dengan Ide dan kretifitas, bersilaturahmi terus menerus sehingga mereka tidak merasa di–ekslusif–kan, tidak berdiri diluar pagar Dewadaru terus. (D-012-KL) █